Selamat Datang di Dila's Blog.. Nothing Special in here but many advantage.. Tidak Special disini tapi banyak keuntungan.. Please Follow my Blog..

Kamis, 10 Maret 2011

huhuhu...

Ma'afkan saya... :(

Air yang bikin 'Hape' kita rusak

Ponsel rusak akibat air umum terjadi seiring kian banyak orang yang membawa ponsel ke mana saja, termasuk di tempat-tempat yang rawan terkena air seperti pantai, kolam renang, atau bar.

Nah, sebenarnya apa yang terjadi ketika air mengenai gadget? Mengapa cairan bisa merusak perangkat Anda? Ini dia jawabannya!

Saat ini memang sudah banyak produk ponsel tahan air. Tapi bagi ponsel biasa, tentu ini menjadi masalah. Air yang mengenai papan sirkuit menimbulkan karat yang kemudian bersenyawa dan mematikan bahan logam. Kondisi ini sama seperti mobil berkarat yang menunggu 'mati'.

Papan sirkuit pada sebuah perangkat memegang peranan penting karena fungsinya yang mendukung kinerja gadget secara mekanik dan secara elektrik menghubungkan komponen elektronik melalui semacam jalur konduktif.

Begitu terkena air, tak perlu menunggu waktu lama, papan sirkuit akan langsung mengalami berbagai masalah seperti performa menurun, logam rusak dan karat yang menyebar hingga ke sambungan solder.

Dikutip dari TG Daily, Rabu (23/2/2011), karat juga menyebabkan lubang dan retakan di daerah di mana listrik mengalir bebas. Tumpahnya air membasahi ponsel pun membentuk cluster dan serat logam yang menyebabkan korsleting.

Jenis cairan juga menentukan seberapa cepat karat menyebar. Air bening dan alkohol 'agak bersahabat' jika dibandingkan cairan jenis lain. Sementara air asin dan air yang mengandung chlorine merupakan dua jenis cairan yang paling jahat dan bisa mematikan perangkat Anda seketika.

Pasalnya, air asin seperti air pantai dan chlorine yang kerap digunakan sebagai disinfektan untuk kolam renang mengandung elemen yang bisa menyebarkan karat sangat cepat. Tak sampai di situ, saat mengering air asin dan chlorine akan meninggalkan mineral yang bersarang di papan sirkuit dan mematikannya.

50 Menit Berponsel, Aktivitas Sel Otak Berubah

Aktivitas sel otak bisa berubah akibat pemakaian ponsel (telepon seluler) yang terlalu lama menempel di telinga. Radiasi elektromagnetik yang lemah dari ponsel bisa mempengaruhi aktivitas sel-sel di otak.
Ilmuwan dari National Institutes of Health AS menemukan bahwa menghabiskan waktu 50 menit dengan telepon seluler yang menempel di telinga sudah cukup untuk mengubah aktivitas sel di bagian otak yang paling dekat dengan antena ponsel.

"Apa yang kami temukan adalah metabolisme glukosa (tanda aktivitas otak) akan meningkat di daerah otak yang paling dekat dengan antena telepon seluler," ujar Dr Nora Volkow dari NIH, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/2/2011).

Namun, studi ini dikatakan tidak menunjukkan hubungan langsung antara penggunaan ponsel dengan kanker atau efek kesehatan lainnya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana otak bereaksi terhadap medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh sinyal telepon seluler. Volkow mengungkapkan bahwa dirinya cukup terkejut karena radiasi elektromagnetik yang lemah dari ponsel bisa mempengaruhi aktivitas sel-sel di otak.

Volkow dan tim mempelajari 47 partisipan yang di-scan otaknya saat menggunakan telepon seluler selama 50 menit dan saat telepon dimatikan.

Peneliti menemukan adanya peningkatan metabolisme glukosa sekitar 7 persen pada daerah otak yang paling dekat dengan antena ponsel saat telepon sedang digunakan. Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.

Penggunaan ponsel telah meningkat secara drastis dan diperkirakan ada sekitar 5 miliar ponsel yang digunakan di seluruh dunia. Meskipun ponsel kerap dihubungkan dengan risiko kanker otak, tapi belum ada bukti yang menyakinkan mengenai hal tersebut.

"Diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan apakah sinyal dari ponsel ini memiliki pengaruh langsung terhadap metabolisme sel-sel di otak, serta menyelidiki apakah efek ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan seseorang," ujar Professor Patrick Haggard dari University College London.

Meskipun belum diketahui dengan pasti apakah hal ini bisa menimbulkan risiko atau tidak, tapi sebaiknya seseorang jangan terlalu lama menempelkan telepon selulernya di telinga.