Nggak perlu sebel, bete atau kehilangan percaya diri saat kita dipandang “sebelah mata”.
Faktor umur, pengalaman yang nggak seberapa, prestasi yang kurang menonjol bahkan penampilan fisik, bisa bikin seseorang jadi underdog alias nggak diperhitungkan. Misalnya nih, karena nggak pernah mendapat ranking di kelas, kita jadi nggak dianggap sebagai “saingan” dalam pelajaran matematika. Atau karena masih sekolah, kita sering dinilai nggak memahami permasalahan yang serius. Biarpun terkesan nggak menyenangkan, tapi ada sisi lain (yang kadang cukup menguntungkan) dari posisi underdog. Yaitu:
• Pandangan orang nggak mendefinisikan kemampuan kita yang sebenarnya. Maksudnya, sebagaimanapun orang menganggap sepele diri kita, hal itu nggak mempengaruhi kualitas yang kita miliki.
• Sebaliknya, posisi underdog justru bikin kita nggak terbebani dengan ekspektasi orang lain.
• Saat kita berhasil memperlihatkan kemampuan, akan muncul efek “surprise”. Hal ini bikin kita makin diperhatikan dan kesuksesan pun makin terasa. Misalnya, saat band kita yang “nggak dianggap”, ternyata bisa tampil keren di pensi sekolah. Hal ini pasti akan lebih menjadi buah bibir, dibanding dengan orang lain yang bakatnya sudah terlihat.
• Mengecoh saingan. Bila berada dalam kompetisi (baik formal ataupun informal, seperti bersaing mendapatkan gebetan), para pesaing nggak akan mengkonfrontasi atau menganggap kita saingan. Jadi bisa lebih santai, kan?
• Secara psikologis, dipandang “sebelah mata” justru bisa memacu semangat kita untuk menampilkan yang terbaik.
• Jika kita mengalami kegagalan atau belum bisa menampilkan yang terbaik, kita nggak akan diomongin atau dijudge. Nothing to lose!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar